13/09/2012

Cerita Klasik

Notice me,” I whisper as I continue to make no attempts to communicate with you.

Hari itu aku berjanji nggak bakalan suka sama orang. Jatuh cinta itu bodoh, hanya untuk anak kecil, terlalu katro. Berdasarkan kehebatanku dalam mendengarkan cerita teman-teman tentang pacarnya saja aku sudah tahu pacaran itu nyusahin. Lagian siapa juga yang mau sama cewek penggemar komik terbesar di sekolah, yang kalo jalan canggung, yang paling susah ngomong sama orang. Udah deh, emang udah nggak bisa.


Jatuh cinta itu bodoh dan ternyata aku lebih bodoh.


Semua yang aku lakukan selama ini aku anggap hal biasa. Yang ternyata dapat dikategorikan dalam syarat jatuh cinta. Aku ulangi sekali lagi, jatuh cinta. Aku kira mengikuti dia dan ingin tahu semua tentang dia itu hal biasa. Aku kira memperhatikan semuanya tentang dia itu biasa. Aku kira perasaan kesal melihat dirinya bersama perempuan lain itu biasa.

Siapa bilang cerita Cinderella dapat menjadi kenyataan. Bukan hanya dongeng, tapi aku sendiri yang mengalaminya. Pangeran tampan dan gadis desa yang kumel?! Bodoh!

Jatuh cinta itu bodoh, hanya untuk anak kecil, terlalu katro.

Semuanya itu bodoh, termasuk aku yang telah terbodohi oleh dirinya, diriku sendiri, dan perasaan yang disebut jatuh cinta ini.